BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kurang
dari 20% dari logam yang diolah menjadi produk industri merupakan logam
bukan-besi. Indonesia merupakan negara penghasil logam non-ferrous. Non Ferrous
adalah bahan/material logam yang tidak mengandung besi dan tidak ditemukan
sebagai logam murni dialam bebas. Biasanya terikat sebagai oksioda dengan
kotoran-kotoran membentuk bijih. Contoh dari logam ini adalah Magnesium (Mg),
Tembaga (Cu), Aluminium (Al), Timah Hitam (Pb), Nikel (Ni),
Seng (Zn) dan masih banyak lagi yang lain.
Tembaga
(Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila
dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai
keabuan.Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit
saja yang komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah
yang terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS),
dan enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah
krisokola (CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurite (Cu3(OH)2(CO3)2).
Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri,
urat, dan replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif
pada batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit
nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik.
Pembentukan endapan magmatic dapat berupa proses hidrotermal atau
metasomatisme.
Logam
tembaga digunakan secara luas dalam industri peralatan listrik. Kawat tembaga
dan paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel
transmisi, instalasi listrik rumah dan industri, kendaraan bermotor, konduktor
listrik, kabel dan tabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier
transsistor, bidang telekomunikasi, dan bidang-bidang yang membutuhkan sifat
konduktivitas listrik dan panas yang tinggi, seperti untuk pembuatan
tabung-tabung dan klep di pabrik penyulingan. Meskipun aluminium dapat
digunakan untuk tegangan tinggi pada jaringan transmisi, tetapi tembaga masih
memegang peranan penting untuk jaringan bawah tanah dan menguasai pasar kawat
berukuran kecil, peralatan industri yang berhubungan dengan larutan, industri
konstruksi, pesawat terbang dan kapal laut, atap, pipa ledeng, campuran
kuningan dengan perunggu, dekorasi rumah, mesin industri nonelektris, peralatan
mesin, pengatur temperatur ruangan, mesin-mesin pertanian. Potensi
tembaga terbesar yang dimiliki Indonesia terdapat di Papua. Potensi lainnya
menyebar di Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
yang akan dibahas pada makalah ini sebagai berikut:
1. Apa
pengertian tembaga dan struktur atom pada tembaga?
2. Apa
sifat-sifat yang terdapat pada tembaga?
3. Proses-proses
apa saja pada pengelolahan tembaga?
4. Bagaimana
proses pengolahan tembaga?
1.3
Tujuan Masalah
Adapun tujuan yang
ingin dicapai pada penulisan makalah
ini sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui tentang tembbaga dan struktur atom pada tembaga.
2. Agar
mengetahui sifat-sifat yang terdapat pada tembaga.
3. Supaya
dapat mengetahui proses-proses yang terjadi pada pengolahan tembaga.
4. Agar
lebih memahami cara proses pengolahan tembaga.
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Tembaga
Tembaga
adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan unsur
logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803° Celcius
dan titik didih 2.595° C. Karena potensial electrode standarnya positif (+0,34
V untuk pasangan Cu/Cu2+), ia tak larut daalm asam klorida dan asam sulfat
encer, meskipun dengan adanya oksigen ia bisa terlarut sedikit. Dalam
table periodik unsur – unsur kimia, tembaga menempati posisi dengan nomor atom
(NA)29 dan mempunyai bobot atau berat atom (BA)63,546.
Unsur
tembaga di alam, dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih
banyak ditemukan dalam bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam
bentuk mineral. Selain itu, tembaga (Cu) juga terdapat dalam makanan. Sumber
utama tembaga adalah tiram, kerang, kacang-kacangan, sereal, dan coklat. Air
juga mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pipa yang digunakan
sebagai sumber air.

Gambar
: Bijih Tembaga
Tembaga (Cu) mempunyai
sistim kristal kubik, secara fisik berwarna kuning dan apabila dilihat dengan
menggunakan mikroskop bijih akan berwarna pink kecoklatan sampai keabuan.
Unsur
tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, tetapi hanya sedikit saja yang
komersial. Pada endapan sulfida primer, kalkopirit (CuFeS2) adalah yang
terbesar, diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan
enargit (Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah
krisokola (CuSiO3.2HO), malasit (Cu2(OH)2CO3), dan azurite (Cu3(OH)2(CO3)2).
Deposit
tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu: deposit porfiri, urat,
dan replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada
batuan volkanik, deposit tembaga nikel dalam intrusi/mafik, serta deposit
nativ. Umumnya bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatik.
Pembentukan endapan magmatik dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme.
2.2
Sifat-sifat Tembaga
1.
Sifat fisika
·
Tembaga merupakan logam yang berwarna
kuning kemerahan seperti emas kuning.
·
Mudah ditempa (liat) dan bersifat
elastis sehingga mudah dibentuk menjadi pipa, lembaran tipis, dan kawat.
·
Konduktor panas dan listrik yang
baik, kedua setelah perak.
·
Titik leleh : 1083 dan titik
didih 2301 .
2. Sifat
kimia
Ø Tembaga
merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada
udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna
hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, CuOH2CO3.
Ø Pada
kondisi yang istimewa, yakni pada suhu sekitar 300 tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu
yang lebih tinggi, yakni sekitar 1000 akan terbentuk tembaga (I)
oksida (Cu2O) yang berwarna merah.
Ø Logam
Cu dan beberapa bentuk persenyawaan, seperti CuO3, Cu(OH)2, dan Cu(CN)2, tidak
dapat larut dalam air dingin atau air panas tetapi dapat dilarutkan dengan
asam.
Ø Logam
Cu itu sendiri dapat dilarutkan dalam senyawa asam sulfat (H2SO4) panas dalam
larutan basa NH4OH.
2.3
Senyawa Pada Tembaga
Tembaga di alam memiliki tingkat
oksidasi +1 dan +2. Tembaga dengan bilangan oksidasi +2 merupakan tembaga yang
sering ditemukan sedangkan tembaga dengan bilangan oksidasi +1 jarang
ditemukan, karena senyawaan tembaga ini hanya stabil jika dalam bentuk senyawa
kompleks. Selain dua keadaan oksidasi tersebut dikenal pula tembaga dengan
bilangan oksidasi +3 tetapi jarang digunakan, misalnya K3CuF6.
Beberapa senyawaan yang dibentuk oleh tembaga seperti yang tertera pada Tabel.
Tembaga(II)
|
Nama
|
Tembaga(I)
|
Nama
|
CuO
Cu(OH)2
CuCl2
CuF2
CuS
CuSO4.5H2O
Cu(NO3)2.3H2O
|
tembaga(II)
oksida
tembaga(II)
hidroksida
tembaga(II)
klorida
tembaga(II)
fluorida
tembaga(II)
sulfida
tembaga(II)
sulfat pentahidrat atau vitriol biru
tembaga(II)
nitrat trihidrat
|
Cu2O
CuCl
CuI
|
tembaga(I)
oksida
tembaga(I)
klorida
tembaga(I)
iodida
|
2.4
Proses-Proses Pengolahan Tembaga
Bijih
tembaga dapat berupa karbonat, oksida dan sulfida. Untuk memperoleh tembaga
dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah dibanding bijih yang
berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak dibagian bawah deret volta
sehingga mudah diasingkan dari bijihnya.
Bijih
berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk memperoleh
tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit (CuFeS2), terdiri
dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni:
1.
Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi di
awali dengan pengecilan ukuran bijih kemudian digiling sampai terbentuk butiran
halus. Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu
minyak tertentu. Kemudian udara ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan
gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak
berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan menempel pada
gelembung-gelembung udara yang kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya
gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-partikel logam dan mengapung
ini dipisahkan kemudian dipekatkan.
2.
Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas
pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada
pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida.
Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine,
yang mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS.
Setelah itu calcine disilika guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga
atau slag besi(II) silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai
berikut
Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini
disebut matte dan kemungkinan masih mengandung sedikit
besi(II) sulfida
3.
Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh
kemudian direduksi dengan cara dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai
reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) ―→ 2Cu2O(s) +
2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) ―→ 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini
disebut blister atau tembaga lepuhan sebab
mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
4. Elektrolisis
Blister
atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt kemudian
dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak
murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan
elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis
berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi
di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) +
2e ―→ Cu(s)
Anoda : Cu(s) ―→
Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda
semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin bertambah banyak, sedangkan
pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt mengendap sebagai lumpur.
2.5
Siklus Proses Pengolahan Tembaga
Tembaga
diperoleh dari biji tembaga yang disebut chalcopirit. Chalcopirit
merupakan campuran Cu2S dan CuFeS2 dan
terdapat dalam tambang-tambang dibawah permukaan tanah. Mula-mula biji tembaga
digiling dan dicampur dengan batu kapur dan bahan fluks silica. Tepung
bijih dipekatkan terlebih dahulu sesudah itu dipanggang sehingga terbentuk
campuran FeS, FeO, SiO2 dan CuS.
Campuran ini yang disebut kalsin, selanjutnya dilebur dengan batu kapur sebagai
fluks dalam dapur reverberatory. Besi yang larut dalam terak dan
tembaga. Besi yang tersisa atau matte dituangkan kedalam konverter.
Udara
dihembuskan kedalam konventer selam 4 atau 5 jam, kotoran-kotoran teroksidasi,
dan besi membentuk terak yang dibuang pada selang waktu tertentu. Panas
oksidasi yang dihasilkan cukup tinggi sehingga muatan tetap cair dan sulfida
tembaga akhirnya berubah menjadi oksida tembaga/sulfat. Bila aliran udara
dihentikan, oksida kupro bereaksi dengan sulfida kupro membentuk tembaga
blister dan dioksida belerang. Kemurnian tembaga blister adalah 98-99%.
Tembaga blister ini dilebur dan dicor menjadi slab, kemudian diolah lebih
lanjut secara elektrolitik menjadi tembaga murni.

Gambar. Siklus Pengolahan
Tembaga
2.6
Paduan Tembaga
Paduan
Tembaga telah berkurang penggunaannya dari pada waktu yang lampau. Harga tembaga
yang meningkat dengan cepat, ditambah lagi denga kenyataan bahwa kualitas bahan
murah yang lain telah meningkat akhir-akhir ini. Telah mengurangi penggunaan
paduan tembaga untuk beberapa kebutuhan.
Selain
itu teknik pembuatannya telah diperbaiki sehingga menyebabkan bahan kurang
(ductile) dapat dipakai, karena itu baja ringan kualitasnya baik yang sering
digunakan. Tembaga membentuk larutan padat dengan unsur logam lain dalam daerah
yang luas dan dipergunakan untuk berbagi keperluan, dan macam-macam paduan pada
tembaga antara lain :
1) Perunggu
Perunggu
mempunyai kadar tembaga Cu 70-78 %, timah putih Sn 22-44 % dan selain itu
campuran tambahan lain seperti Seng (Zn), Timbel (Pb), Aluminium (Al) dll.
Perungu ialah : paduan kepal atau paduan tuang yang tahan terhadap
korosi. Selain itu mempunyai daya luncur dan daya hantar yang baik untuk arus
listrik.
2) Perunggu
Bebas Seng
Perunggu
bebas seng yang dinamakan juga perunggu timah, yaitu perunggu tuang dari Cu
ditambah 10%, 14%, atau 20% Sn tanpa campuran tambahan lain. Bahan itu
digunakan untuk pentil yang harus mempunyai syarat tinggi terhadap
korosi dan ketangguhan (10% Sn). Selain itu pada bantalan harus mempunyai
syarat-syarat tinggi untuk sifat luncur (14% Sn) dan unutuk bantalan-bantalan
tekan dengan syarat tinggi untuk kekerasan (20 % Sn ).
3) Perunggu
Bebas Seng Paduan Kepal
Mempunyai
1,5 % sampai setinggi-tingginya 10 % timah putih dan selain
itu Fosfor dalam persentase yang sangat kecil, yaitu
setinggi-tingginya 0,3 % campuran ini dahulu dinamakan perunggu Fosfor.
Dipakai untuk profil-profil, batang-batang, kawat, plat, dan pipa
yang dicanai dan ditarik.
4) Perunggu
dan Seng
Perunggu
seng ialah : perungu tembaga timah dengan tambahan seng 2 % - 7 %. Bahan itu
dipakai terutama untuk bantalan-bantalan ( campuran tuang ).
5) Perunggu
Aluminium
Perunggu
Alumnium ialah : campuran tuang dan campuran kepal dari tembaga dengan
Aluminium dengan besi dan bahan tambahan lain (perunggu dua zat). Perunggu dua
zat (Al dan Ni) tahan korosi terhadap bahan kimia tertentu karena itu dipakai
untuk perlengkapan kimia. Perunggu Alumium tidak mempunyai fungsi lain dari
perunggu bebas seng. Sifat-sifatnya kurang baik, jadi tidak banyak dipakai
kecuali di negeri-negeri yang kurang akan timah.
6) Perunggu
Silikon
Perunggu
Silikon baik sebagai paduan tuang maupun kepal mempunyai kadar (Si) 0,5 %-4,5
%. Selain itu ada bahan-bahan tambahan dari timah, nikel, mangan, besi dan seng
dalam bermacam-macam persenyawaan. Sebagian dapat dijadikan misalnya; Cupoder
yang mempunyai tahanan tarik dan kekerasan yang baik .
2.7
Kegunaan Tembaga
ü Sebagai
bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo.
ü Paduan
logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan, sedangkan
paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu. Perunggu yang
mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji dan galvanometer.
Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak digunakan sebagai
perhiasan atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai
perhiasan dan digunakan pula pada seni patung. Kuningan dan perunggu
berturut-turut seperti yang tertera pada gambar.
ü Mata
uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu mengndung
tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya. Gambar mata uang yang terbuat
dari emas.
ü Sebagai
bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
ü Serbuk
tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol menjadi
metanal.
ü Dalam
industri, tembaga banyak digunakan dalam industri cat, industri fungisida serta
dapat digunakan sebagai katalis, baterai elektroda, sebagai pencegah
pertumbuhan lumut, turunan senyawa – senyawa karbonat banyak digunakan sebagai
pigmen dan pewarna kuningan.
BAB III
KESIMPULAN
Tembaga adalah unsur kimia dengan
nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan unsur logam, dengan warna
kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803° Celcius dan titik didih
2.595° C. Tembaga (Cu) mempunyai sistim kristal kubik, secara fisik berwarna
kuning dan apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop bijih akan berwarna
pink kecoklatan sampai keabuan.
Bijih berupa oksida dan karbonat
direduksi menggunakan kokas untuk memperoleh tembaga, sedangkan bijih tembaga
sulfida, biasanya kalkopirit (CuFeS2), terdiri dari beberapa tahap untuk
memperoleh tembaga, yakni:
1. Pengapungan
(flotasi)
2. Pemanggangan
3. Reduksi
4. Elektrolisis
Tembaga
membentuk larutan padat dengan unsur logam lain dalam daerah yang luas dan
dipergunakan untuk berbagi keperluan, dan macam-macam paduan pada tembaga
antara lain : Perunggu, Perunggu Bebas Seng, Perunggu Bebas Seng Paduan Kepal, Perunggu
dan Seng, Perunggu Aluminium, Perunggu Silikon.
DAFTAR
PUSTAKA
yefrichan.wordpress.com/2011/02/12/proses-pembuatan-tembaga
http://www.scribd.com/doc/55369569/63/Fungsi-Tembaga-Cu
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Best Online Casino in Malaysia: KDCAL - Kadangpintar
BalasHapusWhat is Online Casino in Malaysia? · 온카지노 How does KDCAL work? 카지노 · What are the best online casinos in Malaysia? · How to find the best 제왕 카지노 casino Malaysia?